Menulis untuk menenangkan hati
Disaat depresi biasanya ada yang bilang merokok, bahkan ada yang bilang
Gua non smoker tapi saat depresi gua merokok.
Sedangkan saya anak rumahan yang tidak pernah menyentuh benda tersebut lebih memilih mengeluarkan isi pikiran di keyboard. Kali ini adalah pertama kali saya mencoba platform Medium untuk menulis.
Rasa yang saya rasakan ini agak aneh, memang tidak ada masalah besar yang menimpa saya tapi perasaan terus gelisah. Kelak terus terpikirkan apa jalan yang saya lakukan sekarang sudah benar.
Masa Kuliah
Kini saya telah menginjak semester 2 selama berkuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Matematika. Yak jurusan yang dulu saya selalu mendapat nilai jelek di mata pelajaran tersebut haha.
Saya mungkin anak yang terlalu senang berbagai hal, saya senang bermusik, membuat film, menulis, mendesain, melakukan coding pada komputer.
Seringkali dulu banyak yang curhat kepada saya, dan bahkan bilang iri kepada saya yang sudah memegang beberapa kemampuan. Ya saya pun tak bisa membantu banyak kecuali memberi saran bahwa ya harus dirimu sendiri yang mencari kesenanganmu apa, jangan ikut-ikutan orang.
Mungkin ekspetasi yang tinggi kadang bisa merugikan diri kita, saya berharap di kuliah bisa belajar berbagai hal baru, berkolaborasi dengan teman-teman yang memiliki keahlian masing-masing.
Tapi entah semua ekspetasi saya seaakan sirna setelah memasuki dunia kuliah. Rasanya saya merasa jenuh dan bahkan tidak bisa berteman dengan baik. Sampai-sampai saya sering kali mengurung diri di kamar karena semakin tertekan dengan rasa jenuh.
Ya ini masih tahun bersama dimana saya kembali mempelajari pelajaran-pelajaran SMA seperti Matematika,Kimia, dan Fisika. Pada akhirnya saya mempelajari seluruh mata pelajaran kuliah secara mandiri. Dan pada saat kelas saya hanya bengong karena tidak mengerti dengan yang diajarkan dosen.
Seakan-akan pikiran saya membuat saya merasa apa gunanya kuliah kalau akhirnya saya belajar sendiri dan masuk kelas hanya membuang waktu. Hal ini terus berputar di kepala saya yang seperti membuat saya keinginan untuk drop out kuliah dan menjalankan apa yang saya senangi.
Hidup sebagai seorang Introvert
Mau tidak mau ya saya harus mengakui saya orang yang Introvert. Saya tipe yang sedikit dan malas berbicara. Tapi saya akan banyak bicara dengan teman dekat saya.
Rasanya kebahagiaan paling enak itu menyendiri di kamar dan melakukan coding,menulis,mendesain serta mengarang lagu. Mungkin ini dampak saya dari dulu sering dilarang keluar rumah haha jadi sudah terbiasa diam di rumah.
Paling enak itu kalau ngobrol dengan orang yang belum terlalu kenal melalui platform chatting. Wahh enaknya teringat dulu saat masih SMP baru mengenal yang namanya BBM. Saya bacotnya setengah mati disana. Rasanya enak bisa mengobrol bebas tanpa bertatap muka haha.
Dari platform chat tersebut kini saya akhirnya memiliki beberapa teman baik yang awalnya tidak kenal dan hanya berani mengobrol melalui platform chat. Kalau ketemu di dunia nyata dulu langsung saling menhindar wkwkwk maklum belum kenal deket.
Tapi sekarang entah kenapa rasanya malas sekali membuka aplikasi chatting di hp. Bahkan kalau tidak ada keperluan menerima informasi ingin sekali menghapus semuanya. Rasanya diriku yang sekarang sangat malas bersosial ria seperti dulu. Bahkan dalam platform chat sekalipun. Kadang aku merasa tidak enak karena tidak membalas beberapa pesan yang masuk. Namun kalaupun membalas bingung ingin membalas apa.
Ya beginilah diriku, yang kini masih berusaha mencari kebahagiaan dan apa yang ingin kulakukan seterusnya.
Pastinya sekarang aku akan terus menulis untuk mengutarakan seluruh isi pikiranku. Jadi jangan bosan membaca haha.
PS: Hobi saya mah bukan ke mall, melainkan pergi ke desa,gunung dan lembah haha mencari ketenangan disana.